

Outlook Ubi Kayu 2016
xiv
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
RINGKASAN EKSEKUTIF
Ubikayu merupakan salah satu bahan pangan pengganti beras yang
cukup penting peranannya dalam menopang ketahanan pangan suatu wilayah.
Hal ini dikarenakan peranan ubikayu sebagai sumber bahan pangan pengganti
bahan pangan utama yaitu beras. Meskipun masih banyak kendala yang
dihadapi dalam merubah pola konsumsi masyarakat yang sudah terbentuk
selama ini, namun demi keamanan pangan suatu wilayah perlu kiranya
sosialisasi diversifikasi pangan berbahan ubikayu atau singkong sebagai bahan
pangan alternative selain beras atau jagung.
Disamping sebagai bahan makanan, ubikayu juga dapat digunakan
sebagai bahan baku industri dan pakan ternak. Ubi yang dihasilkan
mengandung air sekitar 60%, pati 25%-35%, serta protein, mineral, serat,
kalsium, dan fosfat. Ubikayu merupakan sumber energi yang lebih tinggi
disbanding padi, jagung, ubijalar, dan sorgum. (Widianta dan Dewi, 2008).
Pola perkembangan luas panen ubikayu di Indonesia selama kurun waktu
1980-2016 berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan, hal ini
dapat dilihat dari laju pertumbuhan rata-rata yaitu turun sebesar 1,39% per
tahun yaitu luas panen sebesar 1,41 juta hektar di tahun 1980 menjadi 0,88
juta hektar di tahun 2016. Perkembangan luas panen selama lima tahun
terakhir cenderung menurun lebih besar yaitu 8,98% per tahun.
Perkembangan produktivitas ubikayu di Indonesia selama 1980-2016
cenderung mengalami peningkatan, laju pertumbuhan rata-rata meningkat
sebesar 2,64% per tahun yaitu produktivitas 97,51 ku/ha di tahun 1980
menjadi 239,13 ku/ha di tahun 2016. Perkembangan produktivitas selama
lima tahun terakhir cenderung meningkat lebih besar yaitu 2,85%.
Rata-rata luas panen ubi kayu tahun 2011-2016, ditiga (3) provinsi
sentra ubikayu berkontribusi sebesar 57,10%. Provinsi tersebut adalah
Lampung (27,71%), Jawa Timur (14,80%) dan Jawa Tengah (14,59%). Demikian